Batik Cap Tengger, Batik Khas Desa Wisata Podokoyo

0

Batik adalah satu warisan budaya nusantara yang mempunyai nilai dan perpaduan seni tinggi yang ada sejak dahulu. Ada banyak batik khas yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Salah satu batik khas daerah yang cukup unik adalah batik cap Tengger. Batik khas desa wisata Podokoyo, kecamatan Tosari,kabupaten Pasuruan.

Awal mula ide batik cap Tengger diceritakan oleh Ipram, salah satu pemuda setempat yang juga anggota pokdarwis. Mas pram sapaan akrabnya bercerita awal mula pembuatan batik cap Tengger. Tengger yang mempunyai pakaian adat biasanya memakai pakaian yang berasal dari luar. Pada umumnya udeng yang biasa dipakai berasal dari bali, karena Tengger juga kental juga pakaian adat salah satunya adalah udeng, muncul keinginan untuk membuat udeng dengan motif sendiri.Berbekal keinginan tersebut, mas Ipram dan kawan-kawan akhirnya berkoordinasi dengan BUMDes untuk mengadakan pelatihan membatik. Proses belajar membatik hingga menemukan pola yang pas sekitar 3 tahun karena kendala warna berkaitan dengan cuaca dingin yang berhubungan langsung dengan proses pengeringan. Dengan cuaca yang dingin , warna naptol dipilih karena cepat kering dan tidak memerlukan air banyak karena di daerah Podokoyo juga hanya terdapat satu sumber mata air. Pembuatan batik memakan waktu sekitar 3 sampai 4 hari. Malam  dicampur dengan minyak goreng agar tetap kuat dan lengket.

BACA :  5 keunikan Desa Wisata Podokoyo yang Tidak Kamu Temukan di Daerah Lain

Falsafah Udeng

Udeng, menurut mas Ipram bukan hanya sebagai pengikat kepala, udeng dibentuk persegi panjang yang menunjukan arah mata angin, warna putih di tengah sebagai lambang kesucian. Ujung keatas bersyukur ke pada maha kuasa, ujung yang ke bawa bersujud ke pada ibu pertiwi sebagai pengingat sejarah

Motif Batik Cap Tengger

Batik Tengger mempunyai 3 motif khas  yaitu motif kecubung, bromo dan bunga matahari.Motif  pertama adalah motif bromo, bromo adalah ikon daerah pegunungan yang menjadi tempat tinggal warga Tengger.

Motif kedua adalah kecubung . ide motif berawal dari kepala daerah (bupati) yang pernah mengadakan tanam seribu bunga kecubung. Alasannya adalah aroma bunga kecubung bisa tercium oleh wisatawan dari bawah yang akan naik melintas ke gunung bromo yang pada akhirnya membuat pak camat mengusulkan bunga kecubung sebagai satu motif khas batik Tengger.

Ketiga,  motif bunga matahari, Matahari adalah salah satu bunga yang mudah ditemui di sepanjang jalan menuju bromo. Meskipun rasanya pahit, jika terlihat dari jauh akan kelihatan menarik oleh warna yang terpancar di sepanjang jalan menuju bromo.

BACA :  Kisah Junaedi Mulyono, Sulap Desa Sepi Menjadi Desa Kaya

Usaha batik yang dijalankan mas Ipram dan kawan-kawan berada di bawah naungan pokdarwis dibagian pokja (kelompok kerja) kerajinan. Kerajinan batik yang sampai saat ini dibuat adalah udeng, syal dan baju.Pengenalan batik cap Tengger yang sampai saat ini dilakukan adalah lewat kebudayaan, antara tari sodor, jaran kepang dan kegiatan insidental yang diadakan di desa.

Hingga kini, udeng menjadi favorit untuk dijadikan oleh-oleh dari desa wisata Podokoyo .Kedepan, mas Ipram bersama 8 orang  anggota  pokdarwis pokja kerajinan berencana menambah jenis kerajinannya dengan sewek dan sarung dan membuat rumah kerajinan yang akan bekerjasama dengan BUMDes untuk tempat produk dan tempat pembuatan batik.

Mau coba memakai batik cap Tengger? Yuk berkunjung ke desa wisata Podokoyo.

Author: Mabrur