Desa Wisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Desa

0

Sektor pariwisata tidak bisa dipungkiri lagi menjadi salah satu industri terbesar seiring pertumbuhannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Seperti kita ketahui, sektor pariwisata menjadi alternatif andalan dalam usaha meningkatkan perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi juga mampu mengentaskan kemiskinan. Sektor pariwisata membuka peluang usaha jasa dan produk barang baik secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu pengembangan wisata yang sangat signifikan adalah program inovasi desa wisata. Ibarat dua sisi mata uang, desa wisata dan ekonomi kreatif tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Desa wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas.

Desa wisata memiliki ciri terdiri atas kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan. Beberapa diantaranya adalah atraksi, akomodasi, makanan-minuman dan kebutuhan wisata lainnya. Oleh sebab itu, pelibatan aspek pemberdayaan masyarakat lokal yang dipadukan dengan pengembangan ekonomi kreatif  dapat meningkatkan perekonomian desa.

BACA :  Muzaki, Sosok Dibalik Meningkatnya Minat Baca Anak-anak Bantur Melalui Galeri Kreatif

Pemanfaatan alam dan budaya di sektor pariwisata terus berkembang saat ini. Namun besarnya potensi sumber daya alam dan budaya belum dimanfaatkan secara merata. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah aktivitas pemenuhan keinginan wisata secara spesifik pada pengamatan keindahan alam serta aktivitas minat khusus lainnya yang berkaitan dengan hobi dan kegemaran wisatawan. Dalam kondisi ini, desa wisata dapat membuka dan mengembangkan peluang usaha di bidang jasa maupun dan produk masyarakat desa.

Salah satu aspek pengembangan desa wisata agar dapat dapat diminati pengunjung adalah something to buy, yaitu fasilitas untuk wisatawan dapat berbelanja yang berupa souvenir, produk kemasan yang pada umumnya adalah merupakan ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. Aspek some to buy ini dapat kita terapkan dalam proses pengembangan desa wisata yang saling berkaitan antara beberapa pihak pemangku kebijakan desa dengan kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki usaha, baik dalam bidang jasa maupun produk.

Kolaborasi pemangku kebijakan desa, kelompok masyarakat produktif dan elemen masyarakat yang lain berpeluang besar dapat memberikan beberapa dampak positif. Dampak tersebut meliputi terbuka peluang kerja dan usaha, peningkatan pemerataan pendapatan dan mendorong peningkatan investasi dari sektor industri dan sektor ekonomi lainnya. Faktanya, faktor ekonomi dapat meningkatkan citra industri desa wisata yang akan menentukan daya saing dengan produk-produk yang lain.

BACA :  Kemiren, Desa Adat Osing di Banyuwangi yang Unik

 

 

 

 

Daftar pustaka:

dpr.go.id

Pariwisata Inti Rakyat

Isdarmanto, SE., MM., M.Par. 2017. Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan masyarakat. Bantul, Yogyakarta: Gerbang Media Aksara & Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Lastiani Warih Wulandari.” Pengembangan Pariwisata Ekonomi Kreatif Desa Wisata berbasis Budaya sebagai Niche Market Destination (Studi Kasus Pengembangan Desa Wisata di kabupaten Sleman” dalam jurnal Jurnal Aplikasi Bisnis Vol 16, No 9 September 2019.

Author: Mabrur