Dua Tipe Desa Wisata Yang Harus Kamu Ketahui!

0
©travel-tempo.co

Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Ada dua tipe desa wisata yang berkembang di Indonesia, kedua tipe tersebut terbagi berdasarkan pola, proses hingga tipe pengelolanya. Berikut dua tipe desa wisata yang berkembang;

Tipe Terstruktur atau Enclave

Tipe desa wisata yang pertama adalah tipe terstruktur atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Enclave. Tipe ini memiliki dua ciri utama yakni lahan yang terbatas serta lokasinya yang terletak jauh dari pemukiman walaupun masih dalam lingkup wilayah desa yang.

Tipe desa wisata terstruktur atau enclave memang memiliki keterbatasan lokasi wisata. Karena luas lahan yang terbatas inilah maka pengembangan dari tipe ini lebih menekankan pada citra serta infrastruktur didalamnya. Selain luas wilayah yang terbatas, ciri lainnya dari tipe Desa Wisata terstruktur adalah lokasi wisata terpisah dari pemukiman warga.

Adapun contoh dari tipe desa wisata terstruktur di indonesia adalah Desa Wisata Nusa Dua Bali, beberapa lokasi wisata di Lombok dan beberapa lainnya. Dimana selama berada dalam lokasi wisata, Anda tidak akan menemui aktivitas keseharian warga secara umum.

BACA :  Participatory Rural Appraisal Dalam Praktik Desa Wisata

Tipe Terbuka atau Spontaneous

Tipe Desa Wisata yang kedua adalah Tipe Terbuka atau spontaneous. Dalam tipe ini, ada beberapa ciri yang berbanding terbaik dengan tipe terstruktur. Untuk tipe desa wisata tipe terbuka dari hal luas wilayah tidaklah terbatas. Luas wilayah ini bisa berkembang atau terpotong dan bersambung dengan wilayah lainnya. Oleh karena itulah pembangunan infrastruktur yang tepat untuk tipe ini adalah lebih pada infrastruktur yang menjadi nadi seperti kualitas jalan, kelancaran air bersih dan lain-lainnya.

Ciri selanjutnya untuk tipe desa wisata terbuka yang paling mudah dikenali adalah lokasi wisatanya yang menyatu dengan pemukiman warga. Sehingga produk wisata yang dikembangkan tidak hanya sebatas pesona alam semata, melainkan adat istiadat, produk unggulan desa dan lain sebagainya. Dengan demikian, warga desa bisa berpartisipasi langsung dalam perkembangan desa wisatanya.

Beberapa contoh tipe desa wisata terbuka adalah Desa Wisata Pujon Kidul di Malang, Desa Wisata Podokoyo Pasuruan dan lain sebagainya. Dimana pengunjung bisa melihat langsung aktivitas keseharian warga.

BACA :  Perbedaan BUMDes dengan Koperasi

Itulah dua tipe desa wisata yang selanjutnya bisa diidentifikasi baik untuk desa wisata yang sudah berkembang maupun desa yang dalam proses dikembangkan menjadi desa wisata. Kedua tipe desa wisata ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga akan lebih baik jika dipersiapkan semenjak dini untuk menghindari dampaknya.

Author: Viki Maukemana