Grebeg Sudiro, Perayaan Imlek Khas Tionghoa dan Jawa di Solo

0
Grebeg Sudiro, Perayaan Imlek Khas Tionghoa dan Jawa di Solo
Grebeg Sudiro, Perayaan Imlek Khas Tionghoa dan Jawa di Solo

Perayaan tahun baru Imlek menjadi momen yang spesial bagi masyarakat Tionghoa. Namun, euforia Imlek di tahun 2020 ini rupanya juga diramaikan oleh masyarakat non-Tionghoa di Sudiroprajan, Solo. Apabila anda berkunjung ke Solo pada hari-hari tahun baru Imlek, anda akan menjumpai sekitar 3000 lampion yang menghiasi langit-langit sekitar Pasar Gedhe. Pemasangan lampion oleh masyarakat Sudiroprajan tersebut dilakukan untuk memeriahkan tahun baru Imlek.

Masyarakat Jawa dan Tionghoa di Sudiroprajan telah dikenal hidup berdampingan sejak dulu. Peleburan tradisi kedua masyarakat tersebut pun tak terelakkan. Salah satunya direpresentasikan melalui perayaan Imlek di sekitar Pasar Gedhe. Perayaan ini merupakan acara yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Solo. Mereka begitu antusias menyaksikan lampion serta acara yang kental dengan nilai-nilai budaya tradisional dan modern. Acara tersebut dikenal sebagai Grebeg Sudiro.

Grebeg Sudiro dimulai tepat seminggu sebelum tahun baru Imlek. Acara ini dibuka dengan Umbul Mantram. Umbul Mantram merupakan prosesi mengelilingi Kampung Sudirotrajan dengan membawa sedekah bumi. Sedekah bumi yang ditata berbentuk tumpeng ini menjadi wujud syukur masyarakat setempat terhadap Tuhan YME.

BACA :  BUM Desa dalam Undang-Undang

Di ujung acara Umbul Mantram, nuansa sakral semakin terasa ditandai dengan pemanjatan doa-doa demi kesejahteraan masyarakat dan kelancaran festival Imlek. Umbul Mantram ditutup dengan perebutan sedekah bumi oleh seluruh masyarakat.

Hari-hari selanjutnya, bisa dipastikan kawasan Pasar Gedhe mulai dipadati pengunjung selepas maghrib. Anda dapat mencicipi bermacam-macam makanan di sepanjang kawasan tersebut. Mulai dari wedang ronde, arum manis, cumi bakar, dan masih banyak lainnya. Jadi, Anda dapat menikmati acara sepuasnya tanpa dihantui perut kosong.

Selain jajanan yang beragam, Anda juga bisa menaiki kapal di sepanjang Kali Pepe dengan merogoh kocek sebesar Rp10.000,00. Perlu diingat bahwa antriannya cukup panjang sehingga Anda bisa datang lebih awal. Selagi naik kapal, pemandangan langit-langit Kali Pepe yang dihiasi dengan lampion dapat memanjakan mata.

Acara Grebeg Sudiro juga menarik pengunjung melalui panggung yang menampilkan berbagai atraksi seni kultural. Lagi-lagi Anda akan menemukan perpaduan unsur tradisional dan modern dalam atraksi ini. Anda dapat menyaksikan wushu, tarian tradisional Jawa, barongsai, DJ, dan lain-lain.

BACA :  Berkenalan Dengan Kesenian Baleganjur

Dalam acara Grebeg Sudiro ini terdapat banyak spot foto menarik yang dapat memenuhi galeri Anda. Namun, Anda juga harus bersabar dan rela berdesak-desakan dengan pengunjung lain untuk memperoleh hasil foto memuaskan. Mengingat banyaknya pengunjung yang datang, hal lain yang tidak boleh luput ialah menjaga keamanan diri dan barang-barang Anda. Sudah ada beberapa kasus pencopetan dengan modus-modus baru. Pencopet tidak segan merobek tas Anda dengan pisau maupun benda tajam lainnya. Oleh karena itu, Anda harus terus berhati-hati. Jangan lupa juga untuk membuang sampah pada tempatnya.

Semarak tahun baru Imlek di Solo kali ini menjadi salah satu cerminan kerukunan antaretnis dan antarumat bergama di Indonesia. Menjadi berbeda dari yang lain tentunya tidak membatasi Anda untuk tetap menghargai sesama.
Selamat Tahun Baru Imlek 2020, Gong Xi Fa Chai.

Author: Yayuk Windarti