Hal-Hal Yang Perlu Dihindari Dalam Penerapan PRA

0

Participatory Rural Appraisal (PRA) sebagai salah satu pendekatan yang menitikberatkan masyarakat sebagai objek agar mampu mengembangkan diri. Dalam kaitannya, pihak luar yang memberikan intervensi melebur atau mendudukan posisi di tengah-tengah masyarakat alias menjadi orang asli desa.

Dalam pengembangan pembangunan wisata desa, pendekatan PRA mendorong masyarakat pedesaan atau masyarakat pesisir untuk turut serta meningkatkan pengetahuan dan menganalisa potensi dan kondisi mereka sendiri. Hal-hal berkaitan dengan hidup mereka sehari-hari dianalisa agar dapat membuat rencana dan tindakan bersama.

Baca juga; https://www.desabisa.com/participatory-rural-appraisal-dalam-praktik-desa-wisata/

Namun begitu, dalam penerapan PRA perlu kiranya menghindari beberapa hal, yaitu;

  • Masyarakat Sebagai Obyek Penerapan PRA

Artinya peneliti harus menghindari posisi dimana masyarakat desa ditempatkan sebagai obyek, yang mana masyarakat hanya menerima segala bentuk kebijakan dari pemerintah daerah, pemerintah desa atau bantuan dari pihak ketiga.

Masyarakat harus diposisikan sebagai subyek, yang berarti menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, pelaksana program pembangunan wisata desa.

Praktiknya, masyarakat diajak untuk bertukar pikiran bersama secara partisipatif untuk merumuskan kegiatan atau kebijakan terkait dengan pengembangan wisata desa. Karena praktik transfer pengetahuan harus diberikan peneliti kepada masyarakat desa untuk pengembangan pembangunan wisata jangka panjang.

  • Manipulasi Partisipasi Masyarakat
BACA :  Penyusunan Rencana Pengembangan Wisata Lewat RKP Desa

Seorang peneliti yang sedang melakukan pendekatan kepada masyarakat tidak memanipulasi partipasi masyarakat. Artinya yang diajak tidak orang-orang yang sudah atau sering aktif dalam segala kegiatan desa.

Peneliti wajib mengajak keseluruhan masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam pembangunan wisata desa. Tidak boleh pilah-pilih, tujuannya agar masyarakat berani dan percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki.

  • Mengecewakan Masyarakat

Peneliti diawal mengajak masyarakat belajar bersama, mengajak partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan terkait pengembangan pembangunan wisata desa. Dengan tujuan masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, dan yang tahu menjadi mahir dalam bidangnya.

Jangan sampai diawal pendekatan kepada masyarakat, menjanjikan sesuatu. Semisal menjanjikan barang atau bantuan. Karena ketika peneliti tidak menepati janji akan mengecewakan masyarakat desa.

  • Penolakan

Hal ini bisa diantisipasi dengan cara melakukan proses need asessment (analisa kebutuhan), mengidentifikasi, menganalisa segala potensi dan kondisi sosial yang ada di desa tersebut. Kaitannya sebagai kebutuhan awal sebelum kegiatan bersama masyarakat desa resmi dilakukan. Ini pun bisa dijadikan landasan untuk menentukan strategi agar masyarakat mau menerima kegiatan dan nyaman dengan kegiatan tersebut.

  • Terjadi Konflik Kebijakan
BACA :  Participatory Rural Appraisal Dalam Praktik Desa Wisata

Perlu kiranya peneliti memfokuskan pendekatan yang sedang dilakukan bersama masyarakat. Fokus yang dimaksudkan seperti tidak masuk ke ranah-ranah yang bukan fokusnya. Contohnya, seorang peneliti yang sedang membangun partisipasi guna mengembangkan wisata desa, tidak masuk ke ranah internal pemerintah desa.

Agar tidak terjadi konflik, kaitannya dengan kebijakan pemerintah desa. Karena banyak pihak-pihak berkepentingan di dalam pemerintahan desa. Fokus peneliti, bagaimana partisipasi masyarakat dapat tumbuh dan memberikan dampak positif bagi pembangunan wisata desa.

Author: Very Yudha