Participatory Rural Appraisal Dalam Praktik Desa Wisata

1

Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah sebuah pendekatan yang mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pengembangan sebuah kegiatan.

Lahirnya metode partisipasi masyarakat dalam pembangunan dikarenakan adanya kritik bahwa masyarakat hanya diperlakukan sebagai obyek, bukan subyek. Metode PRA merupakan perkembangan dari metode-metode terdahulu, diantaranya teknik Rapid Rural Appraisal (RRA) yang kurang dalam mengajak stakeholder untuk berpartisipasi dalam program atau kebijakan (Chambers, 1992).

Pembangunan melalui partisipasi menuntut peran aktif dari masyarakat secara gotong royong dan musyawarah, dengan tujuan apa yang sedang direncanakan oleh semua pihak yang terlibat didalam dapat terlaksana dengan baik. Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat.

Pelaksanaan PRA menekankan pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Peningkatan kemandirian dan kekuatan internal masyarakat.

Apakah Tujuan Penggunaan PRA ?

Pada intinya PRA adalah pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996)

BACA :  Penyusunan Rencana Pengembangan Wisata Lewat RKP Desa

Menurut Adimihardja & Hikmat, 2003, Prinsip-prinsip Penerapan PRA yaitu:

  • Masyarakat dipandang sebagai subjek bukan objek.
  • Seorang peneliti memposisikan dirinya sebagai insider (orang dalam) bukan outsider (orang luar)
  • Pemberdayaan dan partisipatif masyarakat dalam menentukan indikator sosial (indikator evaluasi partisipatif)

PRA Dalam Proses Pengembangan dan Pembangunan Desa Wisata

Dalam hal wisata berbasis masyarakat, PRA merupakan salah satu metode yang dapat digunakan. Melalui pemerintah desa sebagai pemegang kekuasaan, dengan mengajak partisipasi dari masyarakat desa secara keseluruhan dalam setiap kegiatan untuk mengembangkan wisata berbasis masyarakat. Mulai dari menganalisa potensi, menyusun perencanaan, menyusun rencana kerja dan evaluasi bersama semua pihak yang terlibat.

  • Analisa Potensi

Melihat, mengamati segala potensi, kondisi yang ada dan dimiliki desa. Baik sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur, seni budaya dan lainnya.

  • Musyawarah Mufakat

Dalam hal ini merupakan lanjutan dari analisa potensi kondisi desa yaitu menyepakati sesuatu terkait apa yang menjadi kekuatan desa untuk siap dipromosikan kepada pihak luar sebagai keunggulan desa tersebut.

  • Penyusunan Perencanaan Kegiatan
BACA :  Pesona yang Hanya Dimiliki oleh Desa

Merupakan tahapan penting dimana apa yang dilakukan Pemerintah Desa, akan dipertanggung jawabkan secara administrasi. Dari rencana kegiatan, rencana anggaran sampai rencana pelaksanaan kegiatan.

  • Evaluasi Kegiatan

Tahapan penting yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, berkembang dan majunya sebuah Desa Wisata tergantung bagaimana kerja sama yang dibangun Antara Pemerintah Desa dan masyarakat secara keseluruhan. Harapannya, ada masukan dan saran dari evaluasi kegiatan.

—–

Secara umum penjelasan diatas merupakan tahapan dari proses pendekatan PRA terkait pengembangan pembangunan desa wisata. Dalam praktiknya PRA, menyesuaikan dengan kondisi desa masing-masing. Karena perbedaan sosial, budaya di desa.

Dengan catatan, masyarakat diajak ikut ambil peran dan partisipasi dalam segala bentuk kegiatan, kepanitiaan, penyusunan rencana kerja, laporan kegiatan sampai evaluasi kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengetahui dan ikut andil mulai dari menganalisa potensi, menyusun perencanaan, menyusun rencana kerja dan evaluasi bersama pihak-pihak yang terlibat.

Author: Very Yudha