Tradisi Jenang Suro Kali Kajar Desa Jatisari

0

Pasuruan– Aroma masakan menyeruak. Nampak sedap dan menggugah selera. Jarum jam menunjukkan pukul delapan pagi. Puluhan ibu-ibu mulai berkumpul di Kali Kajar, Desa Jatisari.

Semakin mendekat ke arah balai dusun, aroma masakan makin kuat. Pagi itu (8/19), suasana Kali Kajar tak seperti biasanya. Hari minggu yang biasanya digunakan untuk kerja bakti mengembangkan destinasi, tetiba ramai ibu-ibu memasak, anak-anak bermain, sedang bapak-bapak gotong royong.

Tak pelak, samping spot selfie yang biasanya digunakan wisatawan mengabadikan gambar, kini dipenuhi kepulan asap tungku perapian. Ibu-ibu sedang memasak Bubur Suro untuk dibagikan ke masyarakat. Sedari pagi, ibu-ibu dengan sukarela datang dan berkumpul. Ada yang mengiris tahu dan tempe, ada yang memeras kelapa menjadi santan dan ada pula yang mengaduk beras menjadi bubur.

Tak ingin kalah dengan ibu-ibu, bapak dan remaja juga tampak bersemangat menyiapkan tempat dan sebagian tetap gotong royong membersihkan Kali Kajar. Pagi itu, Kali Kajar dipenuhi kerukunan, kekeluargaan dan keakraban.

Ketua RT 1 Dusun Penjalinan, Juma’in, mengatakan bahwa kegiatan masak masal ini sudah menjadi tradisi rutin setiap Muharram atau Bulan Suro. ”Kami hanya mengakomodir saja. Semua bahan dari masyarakat dan diolah juga bersama-sama,” ungkapnya.

BACA :  Wisata Sawah Merti Bumi di Desa Gendingan, Ngawi

Acara pagi itu dimulai dengan sambutan dari Kardi (Ketua RW 2 Dusun Penjalinan). Dalam sambutannya, ia berpesan agar tradisi ini tetap terjaga dan dilaksanakan setiap tahunnya. “Semoga tradisi ini terus berlanjut, semoga Wisata Kali Kajar ini segera rampung dalam pengerjaannya dan ramai pengunjung,” ungkapnya diiringi sahutan “amin” dari warga.

Juma’in, Kepala Desa Jatisari dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini dimaksudkan agar seluruh warga diberikan keberkahan dan keselamatan oleh Allah SWT. “Selamatan ini juga sekaligus sebagai media silaturahmi untuk menjaga kerukunan antar warga,” katanya.

Dengan begitu, warga akan bersatu guna mewujudkan pembangunan desa dan lingkungan setempat. Acara ditutup dengan doa yang langsung dipimpin oleh Kepala Desa. Jenang suro dibagikan, ada yang dibawa pulang ada juga yang menyantapnya langsung di Kali Kajar.

Author: Viki Maukemana