Empat Aspek Kunci Produk Wisata

0
Desa Wisata Kebonagung, Imogiri, Bantul via visitingjogja.com

Tidak semua desa bisa dikembangkan menjadi desa wisata. Setidaknya desa harus memenuhi syarat atau aspek produk desa wisata tertentu agar bisa dikembangkan menjadi sebuah desa wisata. Salah satu alasannya karena persaingan pasar sebagai objek wisata.

Namun, ketika sebuah desa mampu memenuhi empat aspek produk desa wisata, maka bisa dikatakan desa tersebut memiliki modal kuat yang selanjutnya mampu menjamin perubahan signifikan di desanya. Tak hanya itu, perhatian pemerintah daerah juga akan datang dengan sendirinya karena menganggap desa tersebut menjadi embrio desa wisata yang mampu dikembangkan kedepan.

Lantas, apa saja aspek produk desa wisata itu?

Setidaknya ada empat aspek yang harus dimiliki desa untuk mampu berkembang menjadi desa wisata;

Authenticity

Keaslian dari produk desa wisata ini sangatlah penting karena akan menjadi branding sekaligus ciri khas yang bisa digunakan dalam promosi desa wisata. Desa harus menemukan potensi yang otentik sehingga dapat memunculkan sebuah objek wisata yang dapat dikembangkan dan berbeda dengan objek yang sudah ada.

Beberapa contoh potensi dari desa yang memenuhi aspek produk desa wisata yang otentik adalah Danau Toba, Hutan Mangrove Desa Jarangan, Agropukat Desa Jatisari, dan objek wisata lainnya. Pemberian nama yang memiliki unsur tradisi lokal juga sangat berpengaruh pada promosi nantinya.

Local Tradition

Tak hanya aspek authentic saja, aspek produk desa wisata lainnya adalah local tradition atau tradisi lokal desa. Karena sudah dilakukan turun temurun, maka tradisi lokal ini dianggap sudah melekat pada masyarakat dan bisa dianggap menjadi salah satu kearifan lokal yang beragam di Indonesia.

BACA :  Perbedaan antara UKM dengan UMKM

Aspek produk desa wisata dalam hal keunikan dari kearifan lokal atau tradisi masyarakat setempat ini bisa menjadi nilai jual yang menarik bagi wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Salah satu contohnya adalah Desa Podokoyo, dimana mereka mengembangkan wisata dengan balutan kebudayaan yang mereka miliki menjadi sebuah objek atau atraksi wisata yang menarik dan memiliki nilai jual.

Attitude and Values

Aspek produk desa wisata yang ketiga adalah sikap dan nilai yang disebut juga sebagai attitude and values. Mengapa ini menjadi penting? Karena masyarakat harus siap terhadap perubahan yang akan datang pada desanya. Akan ada banyak orang luar desa yang lalu lalang datang dan berkunjung dengan berbagai budaya dan kebiasaan yang mereka bawa.

Datangnya para wisatawan baik lokal maupun asing ini juga harus siap untuk dihadapi dengan filtrasi agar tidak merusak sikap dan nilai, tak terkecuali nilai-nilai kearifan lokal yang ada dalam desa. Dengan demikian, sikap dan nilai yang dipertahankan juga akan dapat menjaga keaslian dari desa.

Conservation and Carrying Capacity

Perubahan akan datang, baik dalam segi penduduk desa yang mungkin akan bertambah, pembangunan, berkurangnya lahan dan lain-lain. Yang perlu diingat adalah bagaimana hal tersebut harus tetap berpedoman pada aspek produk desa wisata yang mengarah pada nilai konservasi dan daya dukung.

BACA :  Begini Cara Mengurus Ijin Edar Produk P-IRT!

Tanpa adanya aspek produk desa wisata pada konservasi dan daya dukung terhadap potensi wisata yang ada, fokus orientasi pengembangan lokasi wisata tidak dapat diarahkan ke arah masa depan. Lokasi wisata hanya akan menjadi tren sesaat yang akan kehilangan pengunjung karena tidak adanya pengelolaan untuk menjaga dan mengembangkan potensi.

Author: Viki Maukemana