Cuaca Ekstrem Melanda Sumber Brantas, Petani Tak Tinggal Diam

0

Belakangan ini beberapa daerah di Indonesia dilanda hujan lebat dan angin kencang. Hujan memang berhasil menjadi obat bagi kemarau panjang yang sebelumnya menjadi momok kekeringan. Namun, intensitas hujan dan angin yang tinggi rupanya bisa membawa cerita buruk. Dampak cuaca yang tidak bersahabat kali ini dirasakan oleh petani-petani di Desa Sumber Brantas, Malang.

Beberapa waktu silam, Sumber Brantas sempat diterjang angin kencang disertai debu yang memporak-porandakan rumah serta lahan pertanian. Udara beracun pun menjadi ancaman masyarakat setempat. Kondisi ini bahkan mengharuskan mereka mengungsi di posko-posko. Bantuan pun terus berdatangan. Baik berupa pakaian, makanan, obat-obatan, dan lain sebagainya.

Masyarakat Sumber Brantas bergotong royong untuk memulihkan kondisi pascabencana. Mereka saling bahu-membahu untuk membersihkan dan membangun kembali rumah yang ambruk. Kini keadaan perlahan mulai membaik. Namun, cuaca ekstrem tidak pergi begitu saja. Pun dengan rasa traumatis yang dialami oleh petani.

Ketika merasakan angin kencang, rasa takut turut menggerayangi petani Sumber Brantas. Pasalnya gagal panen yang mereka alami telah menelan banyak kerugian. Tanaman kentang, wortel, sawi, dan yang lainnya rusak diterjang angin. Hujan lebat pun juga mempengaruhi perawatan serta hasil panen petani, misalnya saja tanaman kentang. Hujan lebat dan angin berpotensi merubuhkan daun tanaman kentang. Padahal bagus tidaknya tanaman kentang dipengaruhi oleh kualitas daunnya.

BACA :  Refleksi Ujian Kedewasaan Wisata Rejoso Mangrove Conservation

Hujan lebat rupanya semakin menambah pengeluaran selama proses perawatan tanaman. Petani terpaksa harus “mengompres kentang” (menyiram tanaman dengan obat-obatan) setiap dua hari sekali. Mirna (nama samaran), seorang petani di Sumber Brantas berkata, “Kalau hujan doang sebenarnya gapapa tapi hujan angin ini loh yang bikin pengen nangis apalagi kalau kayak kemarin tamat sudah”. (07/01/20)

Sejauh ini penanganan kerusakan tanaman masih terbatas pada taraf individu. Kalaupun informasi penanganan antarpetani biasanya hanya lewat mulut ke mulut. Belum ada tindakan lebih jauh yang diambil oleh pemerintah. Akan tetapi terlepas dari kondisi tersebut, petani Sumber Brantas terus berusaha mempertahankan kualitas tanaman mereka agar bisa bersaing di pasar. Apalagi mengingat kualitas kentang yang mereka produksi sudah diakui keunggulannya. Usaha petani di Sumber Brantas untuk bangkit dan memulihkan diri menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Kehidupan mereka memang tidak banyak menjadi sorotan media. Namun, jasa mereka untuk menyuplai makanan sehat dalam kebutuhan masyarakat tak terhitung harganya.

Author: Yayuk Windarti