KKN DARING DI TENGAH COVID-19?

0

KKN (Kuliah Kerja Nyata) biasanya identik dengan sekelompok mahasiswa yang terjun ke desa. Di antara mereka, ada yang bersungguh-sungguh ingin membawa perubahan. Ada pula yang sekadar ingin melihat kehidupan desa sekaligus liburan atau malah ada yang merasa terpaksa sebab KKN jadi tuntutan mata kuliah wajib mereka. Namun yang jelas, mahasiswa yang ditugaskan ke desa ini mengantongi beragam program kerja.

Teman saya sempat berbagi pengalaman menariknya tentang KKN beberapa waktu lalu. Mulai dari yang nyeleneh hingga yang membuat simpatik. Memang secara tidak langsung mereka diharuskan bekerja dalam tim terlepas dari kecocokan individu satu dengan yang lain.

Hal-hal sepele bisa jadi masalah besar. Misal tentang siapa yang harus bangun lebih pagi untuk memasak maupun mencuci piring. Bagi yang malas bersiap-siap jadi bahan gunjingan sepanjang KKN. Pengalaman ini tentunya bisa jadi keseruan tersendiri.

Akan tetapi, sejak adanya Covid-19, pemerintah menetapkan kebijakan di mana segala jenis kegiatan, baik di sektor pekerjaan maupun pendidikan, harus dilaksanakan dari rumah dan dilakukan secara daring. Hal ini guna memutus mata rantai penyebaran Covid 19 di Indonesia.

Apa hal pertama yang anda pikirkan ketika mendengar KKN daring? Cukup aneh bukan? Mungkin karena kita memang belum terbiasa dengan banyak istilah daring yang menempel pada beberapa aktvitas kita. Sekolah daring. Kuliah daring. Wisuda daring. Kerja daring atau ya bolehlah disebut WFH (Work From Home).

BACA :  Infografis: Istilah-Istilah yang Perlu Sahabat Desa Ketahui tentang Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

Kata daring memang terkesan menempel semena-mena. Tapi mau tidak mau kita mesti legowo dan lebih cerdik mensiasati perubahan yang diakibatkan oleh Covid-19 ini. Salah satunya yaitu tetap melaksanakan KKN dengan memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin.

Dalam sektor pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta memutuskan mengadakan kegiatan KKN tanggap Covid-19 bagi mahasiswa angkatan 2017 di desa/wilayah masing-masing tempat tinggal mereka. Jumat, 15 mei 2020 KKN UNS tanggap Covid-19 resmi dibuka. KKN ini dibagi menjadi tiga batch yang masing-masing diikuti ribuan peserta, salah satunya adalah Brichyta Qurrota A’yun, mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS.

Brichyta melaksanakan KKN di Dusun Baturan RT 02 RW 01, Karangwuni, Polokarto, Sukoharjo. Brichyta tetap menjalankan KKN dalam rentang waktu 40 hari layaknya durasi normal KKN. Ia mengusung tema tentang Supporting Pemahaman Masyarakat terhadap Covid-19 yang menitikberatkan pada cara pencegahan dan upaya memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19 di Dusun Baturan.

Program yang dilaksanakan Brichyta selama KKN berupa sosialisasi secara online tentang cara pencegahan dan gejala awal Covid-19. Ia melakukan sosialisasi terkait pentingnya cuci tangan, memakai masker ketika keluar rumah, serta mengkampanyekan stay at home dan pentingnya social distancing.

BACA :  Menuju Normal Baru : Protokol Masyarakat Produktif dan Aman dari Covid-19

Sebagai tambahan ia juga membuat video tentang cara pembuatan masker memanfaatkan kain di rumah dan video tentang cara pembuatan tempat cuci tangan menggunakan bahan bekas, serta video cara pembuatan hand sanitizer.

Dalam menjalankan programnya Brichyta membuat stiker dan poster tentang pemahaman pencegahan dan gejala awal covid dengan membagikannya lewat sosial media, baik di WhatsApp, Facebook dan Instagram. Tak ketinggalan pula Brichyta memberikan edukasi tentang cara membuat tempat cuci tangan dan membagikannya secara langsung ke tiga masjid yang ada di Dusun Baturan dilengkapi dengan sabun cuci tangan dan masker.

Sebagai penutup, dalam penyelenggaraan KKN di tengah Covid-19 ini Brichyta berharap agar seluruh masyarakat Dusun Baturan dapat memahami betul gejala awal dan upaya pencegahan Covid-19. Ia pun juga mengingatkan agar selalu mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jangan biarkan Covid-19 terus menghalangi berbagai kegiatan kita ya sobat desa. (Yay/Brichyta)

Author: Yayuk Windarti